9 Bahasa Aceh Ini hampir Punah

Merian Fauzi 03.51
Bagi sebagian anak muda atau remaja khususnya yang berasal dari kampung merantau ke kota Banda Aceh untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu tingkat perguruan tinggi mengharuskan mereka tinggal jauh dari kampung halamannya dan tinggal di lingkungan yang sangat berbeda jauh dengan suasana di kampung mereka sehingga mereka berbaur dengan lingkungan yang baru dan beda dengan kehidupan mereka di kampung. 
Perubahan pun terjadi pada diri mereka baik dari cara meraka berpenampilan maupan cara mereka berbicara, ini dikarenakan adanya berbagai suku budaya bercampur baur di kota Banda Aceh, Mahasiswa yang kuliah di berbagai Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang ada di Banda aceh berasal dari berbagai kabupaten bahkan ada yang berasal dari luar Aceh, oleh karena itu mayoritas mahasiswa-mahasiswi di Banda Aceh menggunakan bahasa Indonesia untuk melakukan komunikasi, 
Akan tetapi itu bukan alasan Aneuk Aceh untuk melupakan bahasa asli orang Aceh. Jangan hanya karena alasan malu berbahasa Aceh dan tak ingin di bilang nggak gaul pake bahasa Aceh. Tak di pungkiri berbagai faktor tersebut banyak anak Aceh yang mulai meninggalkan bahasa nenek moyangnya, diantara bahasa Aceh yang mulai di tinggalkan Aneuk Aceh , disini penulis akan menyebutka 9 kata dalam bahasa Aceh yang mulai ditinggalkan di antaranya:

1.      Bulut (basah)
Kata bulut dalam bahasa aceh mulai jarang digunakan. Bulut artinya basah. Contoh kalimat yang menggunkan kata bulut.  “galak that maen ujeuen.. kabeh bulut bajee .”
Aneuk Aceh sekarang lebih suka memakai kata Basah ketimbang memakai kata bulut yang asli berasal dari bahasa Aceh

2.      Camca,tamca (sendok)
Camca/tamca kalau di artikan dalam bahasa indonesia berarti sendok berasal dari bahasa cina , alat yag biasa digunakan untuk mengambil makanan, kata camca ini juga sudah jarang digunakan aneuk Aceh sekarang.

3.      Pingan (piring)
Pingan berasal dari kata melayu dan orang malaysia juga menggunakan kata ini untuk menyebutkan benda piring.

4.      Purieh
Banyak Aneuk Aceh yang sekarang tinggal di banda Aceh mungkin tak mengenal lagi Purieh.. Purieh adalah alat yang terbuat dari bambu yang sangat tua dan keras. Orang tua di kampung biasa meggunakan purieh untuk sandaran “panteue’ (semacam tempat istirahat yang terbuat dari bambu) “purieh ini juga digunakan sebagai alat untuk memanjat kelapa yang pohonnya rendah, jadi bisa digunakan sebagai pengganti tangga.

5.      Jak Tueng (jemput)
Kata Jak Tueng Sekarang di gantikan dengan kata jemput, kata tueng ini sering digunakan ketika kita hendak menjemput seseorang yang butuh bantuan kita, contoh kalimat.  “Aduen tulong jak tueng loen siat di keude”  ;  Bro tolong jemput gua bentar di kede.

6.      Tutue,titi (jembatan)
Banyak Anak Aceh yang tinggal di banda Aceh sekarang lebih suka meggunakan kata jembatan. Padahal dalam bahasa Aceh jembatan di artikan tutue. Contoh kalimat yang sering di gunakan anak aceh , “lewat jembatan lamnyong blah wie na keude”.. lewat jembatan Lamnyoeng sebelah kiri ada kede.

7.      Kayem (Sering)
Kata inipun hampir jarang kita jumpai di mulut aneuk aceh dalam pergaulan sehari pada. Mereka lebih suka menggunakan kata sering ketimbang kata kayem.

8.      Miseue, Meuseue (misalkan, contoh)
Kata ini digunakan untuk mengumpamakan sesuatu. Dalam pergaulan sehari-hari Aneuk Aceh lebih sering menggunakan kata contoh.

9.      Meuchen (kangen,rindu)
Kata Meuchen sering digunakan dalam hubungan antara sepasang kekasih, ketika lagi kangen sama sang kekasih pria lebih suka menggunakan kata rindu atau kangen untuk mengungkapkan rasa rindunya kepada sang pacar.

Mungkin hanya sekian moga tulisannya bermamfaat mohon maaf kalau ada kekeliruan…

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
kiekie
AUTHOR
4 Januari 2016 pukul 00.03 delete

masih banyak kata-kata yang ditinggalkan. semangat wein beh hoho

Reply
avatar
kiekie
AUTHOR
9 Agustus 2016 pukul 23.42 delete

sepertinya masih banyak lagi yang hilang

Reply
avatar