Tolong dan Terima Kasih

Tolong dan Terima Kasih

Merian Fauzi 00.13 0
Dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial manusia tak lepas dari rasa saling tolong menolong, tidak ada manusia yang mampu menyelesaikan suatu pekerjaan sendiri. Bukan hanya dalam hal perbuatan dan pekerjaan yang biasa kita lakukan, hal-hal sepele yang sering kita lewati sering mendapat bantuandari orang sekitar. Orang yang paling dekat dengan kita adalah tetangga, merakalah pertama sekali akan membantu kita ketika ada musibah seperti kebakaran konflik rumah tangga, pertikaian dan lain sebagainya.
Sebenarnya yang membuat orang lain menghargai dan menghormati kita yaitu cara kita berkomunikasi, tata krama dan etika dalam berbicara, ada dua kata yang sangat jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu tolong dan terima kasih, terlihat sederhana tetapi kata ini sangat sopan ketika digabungkan dengan kalimat meminta bantuan kepada orang lain. Contoh yang akan saya berikan disini ketika kita hendak meminta bantuan kepada orang lain saat kita butuh bantuan mengambil sesuatu misalnya, jika kita selipkan kata tolong dalam kalimat tersebut akan terlihat sangat sopan dan seakan kita tidak memerintah orang tersebut tetapi lebih kepada meminta bantuan, kalimatnya seperti ini ; “tolong ambilkan saya air minum”.
Kalimat terima kasih dewasa ini juga sudah jarang orang gunakan, padahal dua kata ini sangat besar nilai positifnya. Saat membeli suatu barang seharusnya kita menggunakan kata ini di akhir ketika kita hendak beranjak pergi dari penjual.

Dua kalimat ini memang terdengar simple tetapi mengandung makna yang baik dan menghargai orang lain yang telah membantu kita, Sebaiknya digunakan dalam percakapan sehari-hari agar orang lain lebih menghormati dan menghargai kita. Berawal dari hal-hal yang sederhanalah kita belajar berbuat baik kepada orang lain

Gengsi Sama Allah

Merian Fauzi 23.08 0
Photo By ; Merian fauzi 
Seperti biasanya menjelang shalat magrib tiba, penghuni kost samping rumah saya nongkrong di depan rumah dan yang parahnya mereka mengobrol dengan suara yang begitu keras sehingga mengganggu saya dan tetangga yang hendak melaksanakan ibadah shalat magrib. Mungkin pengetahuan agama mereka kurang atau bisa jadi seperti pepatah Aceh bilang “Hana Geubang Watee lahee sang” (nggak di azan ketika lahir). Kejadian ini berlangsung setiap hari dan setiap magrib, seperti tak merasa berdosa mereka tertawa dengan suara yang begitu jelas terdengar bahkan puluhan meter, dan semuanya berlangsung ketika azan magrib di Mesjid berkumandang.
            Di tempat yang berbeda yaitu di rumah saya, kami tinggal dengan 2 orang sahabat, walaupun mereka tidak menunaikan shalat magrib mereka hanya berdiam diri di kamar dengan ditemani smartphone kesayangannya sehingga tidak mengganggu ibadah shalat magrib saya lebih khusu’. Sedikit berbagi cerita ketika seorang temen saya yang saya panggil dengan sebutan Bos kecil, mengapa dipanggil demikian? Iya kerena memang postur tubuhnya yang agak kecil dari rata-rata tubuh seusianya yang baru terbilang sangat muda seperempat abad hidup di dunia. Beliau seorang usahawan muda yang sangat sukses di usianya yang tergolong masih sangat muda.
Sore itu saat shalat magrib tiba Bos kecil seperti biasa menumpang shalat dirumah saya, pemandangan seperti biasa dia lihat temen saya masi sibuk dengan smarphone dan tidur dikamar, Panggilan azan seakan tak mampu meluluhkan hatinya untuk menghadap dan bersujud kepada Allah, sehingga bos kecil sering menceramahi dia, ayo shalat nak sering bos kecil menasehati dia dan temen saya hanya membalasnya dengan tertawa dan senyuman kecil.
Saya teringat dengan teman saya yang bernama Michael yang beberapa waktu lalu mengalami sakit yang begitu parah dan saya lupa nama penyakitnya. Namun penyakit itu membuatnya sadar dan memutuskan untuk  berhenti menghirup barang haram, dan membuat dia sadar mengapa Allah menguji dia begitu berat. Michael juga sama seperti bos kecil seorang sarjana yang sukses di di usia muda. Dia sudah bekerja di suatu swasta perusahaan ternama, jadi uang begitu mudah dia dapatkan. Tetapi dia tidak sadar bahwa uang yang dia dapatkan nggak akan berkah kalau dia meninggalkan shalat. Untuk apa uang begitu banyak tetapi tidak pernah berterima kasih kepada sang Pencipta.
Tapi sekarang Michael sadar akan semua itu, mungkin karena teguran yang Allah berikan melalui bos kecil sekarang hidup Michael berubah 190 derajat. Dia mulai rajin shalat  dan yang membuat saya salut dia menunaikan shalat lima waktu itu secara berjama’ah di mesjid yang sampai sekarang masih jarang saya lakukan. Padahal saya telah lama bercita-cita bisa shalat wajib 5 waktu dan dan selalu berjama’ah di mesjid, karena lelaki diwajibkan shalat 5 waktu berjama’ah di mesjid. Pahalanya 27 kali lipat di bandingkan shalat sendiri dirumah.

Saya Cuma berharap dengan tulisan ini agar temen-temen,(termasuk saya) yang sering melalaikan shalat agar terbuka pintu hatinya untuk tidak pernah sekalipun meninggalkan Shalat 5 waktu dalam keadaan apapun. Karena shalat adalah tiang agama. Untuk para lelaki luangkan waktu shalat berjamaah di mesjid. Seberapa besarpun gajimu tak akan berkah uang yang kalian gunakan di dunia ini jikalau meninggalkan shalat.  Syukran semoga bermanfaat.